Header Ads

Mengenal Corona Virus Disease 2019



Covid-19 atau Corona Virus Disease 2019 merupakan penyakit infeksi virus jenis baru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-COV-2). Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada bulan desember 2019 yang mana infeksinya sangat cepat menyebar keseluruh dunia dan menyebabkan pandemic global (Gandhi et al., 2020).

Seperti penyakit virus lainnya dan pada umumnya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (selfmiting disease). Namun pada 20% pasien bergejala dapat terjadi pemburukan manifestasi seperti Pneumonia, Sindrom akut Respiratory distress, disfungsi multiorgan, Hiperkoagulasi dan Hiperinflamasi (Del Rio et al., 2020)

Siklus hidup SARS-CoV-2 dimulai saat protein S berikatan dengan reseptor seluler Angiotensin Converting Enzyme – 2 (ACE-2) didalam sel inang. Setelah pengikatan tersebut, partikel virus yang menggunakan sel dan endosom untuk memasuki sel. Dalam hal ini, Transmembrane Serine Protease (TMPRSS2) memfasilitasi masuknya protein S. Protein S juga memfasilitasi fusi membrane selubung virus melalui jalir endosome. Selanjutnya, RNA dilepaskan SARS-CoV-2 masuk kedalam sel inang. Genome RNA diterjemahkan menjadi kompleks Replikasi-Transkriptase, kemudian virus mensintesis RNA melalui RNA-dependent RNA Polymerase, dan akhirnya menjadi protein virus yang relevan. Struktur Protein dan genom RNA dirakit menjadi virion, dan dilepaskan dari sel (Chen et al.,2020; Guo et al.,2020)

Bagaimana Cara mengidentifikasinya?

Ada beberapa cara mengidentifikasi SARS-CoV-2 ini yaitu diantaranya menggunakan PCR atau Polymerase Chain Reaction, tes antibody/serologi (antibody test), dan tes antigen (antigen test).

Uji PCR merupakan gold standart dimana dilakukannya pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan metarial genetic dari sel, bakteri dan virus. Dengan cara mengambil sampel dari pasien berupa dahak, atau cairan dari nasofaring, orofaring atau paru-paru, dan biasanya dengan menggunakan metode swab.

Selanjutnya pemeriksaan virus corona berdasarkan tes antibodi/serologi, adalah menentukan pernah atau tidaknya seseorang terinfeksi SARS-CoV-2, walaupun tidak menunjukkan gejala. Mekanisme tes antibodi ini adalah mengukur respon imun humoral (IgM dan IgG) seseorang terhadap SARS-CoV-2. Pemeriksaan tes antibodi tidak bisa digunakan sebagai diagnosis Covid-19, namun pemeriksaan ini juga memiliki peranan penting dalam memutus penyebaran Covid-19 (CDC, 2020).

FDA  telah menyetujui penggunaaan darurat tes antigen sebagai identifikasi SARS-CoV2. Tes antigen merupakan imunoassay yang mendeteksi keberadaan antigen virus spesifik, sehingga dapat mengimplikasikan infeksi yang sedang berlangsung. Pemeriksaan tes antigen yang disetujui adalah melalui swab spesimen pada nasofaring atau nasal. Pemeriksaan tes antigen relatif murah dan cepat (15 menit). Namun, tes antigen terhadap SARS-CoV-2 pada umumnya kurang sensitif dibandingkan dengan real-time Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) dalam mendeteksi level asam nukleat virus (CDC, 2020)


Baca Juga : Covid 19 dan Anak-anak

No comments

Powered by Blogger.