Minum Kopi : Konsumsi Setiap Hari dan Resiko Kardiovaskular
Setiap hari, 1 miliar orang di planet ini menelan zat psikoaktif tertentu. Zat kimia ini memiliki efek fisiologis yang cukup mendalam. Zat ini meningkatkan kadar oksida nitrat dalam darah, sehingga menyebabkan vasodilatasi, dan tentu saja membuat anda merasa lebih terjaga. Zat ini hadir dalam berbagai bentuk tetapi hampir selalu dalam bentuk cairan. Benar, zat ini adalah Kafein yang merupakan obat "rekreasi"paling sehat yang ditemukan.
Salah satu aturan yang saya pahami mengenai gaya hidup dan kesehatan adalah bahwa hal-hal yang menyenangkan umumnya buruk bagi anda. Bukan seperti Olahraga, membaca dan lain sebagainya, yang saya maksudkan adalah seperti memakan kentang goreng, merokok, narkoba, mengkonsumsi alkohol dan lain sebagainya. Dan hari ini, kami akan membahas beberapa wawasan yang lebih mendalam tentang kekuatan kopi.
Saya terinspirasi untuk menulis artikel ini karena sebuah makalah, "Konsumsi Kopi, Teh, dan Kafein Secara Rutin, sirkulasi metabolit, dan risiko Multimorbiditas Kardiometabolik," yang muncul minggu ini di Jurnal Endokrinologi Klinis dan Metabolisme (JCEM). Studi ini mungkin merupakan studi paling komprehensif yang pernah ada yang membahas lebih jauh tentang hubungan sederhana antara asupan kafein dan hasilnya, untuk mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana zat ajaib ini bekerja.
Ini bukan studi pertama yang menunjukkan bahwa asupan kopi mungkin bermanfaat. Sebuah meta-analisis tahun 2013 merangkum hasil dari 36 studi dengan lebih dari satu juta peserta dan menemukan hubungan berbentuk "U" antara asupan kopi dan risiko kardiovaskular. Jika mengkonsumsi kopi maksimal tiga hingga lima cangkir sehari, orang yang minum kopi sebanyak itu memiliki risiko berkurangnya penyakit kardiovaskular sekitar 15% dibandingkan dengan yang tidak minum.
Tetapi inilah masalahnya. Kopi mengandung kafein, tetapi lebih dari itu, kopi adalah minuman "memabukkan" yang terbuat dari berbagai bahan kimia dan senyawa, fenol, dan asam klorogenat. Dan, tentu saja, Anda bisa mendapatkan kafein tidak hanya dari kopi — bisa juga dari teh — dan dari minuman-minuman yang tidak alami seperti minuman berenergi. Bagaimana anda mengetahui manfaatnya?
Studi JCEM mengumpulkan data UK Biobank yang mengesankan untuk mencari tahu hal ini. Biobank merekrut lebih dari setengah juta orang dari Inggris antara tahun 2006 dan 2010 dan mengumpulkan banyak data dari masing-masing orang: data survei yang diambil dari sampel darah, biometrik, dan dari medis lainnya. Lalu mereka mengamati apa yang akan terjadi pada orang-orang tersebut secara medis dari waktu ke waktu. Ini adalah sumber daya yang sangat menakjubkan.
Dalam Studi ini, yang perlu Anda ketahui adalah kurang dari 200.000 dari peserta memenuhi kriteria utama untuk studi ini, yaitu bebas dari penyakit kardiovaskular dan telah mengkonsumsi dan diberikan asupan kopi, teh dan minuman kafein lainnya. Dan hasilnya adalah sebagian kecil dari jumlah tersebut, yaitu kurang dari 100.000 memiliki data metabolomik.
Nanti kita akan membahas mengenai metabolom, untuk saat ini mari kita bahas tentang temuan utama, hubungan antara kopi, teh, atau kafein dan penyakit kardiovaskular. Namun untuk melakukannya, kita perlu mengetahui perbedaan dan manfaat bagi orang-orang yang banyak meminum kopi, teh (kafein) dengan orang yang tidak meminum sama sekali.
Apa saja perbedaan tersebut?
Orang yang minum lebih banyak kopi cendrung sedikit terlihat lebih tua,kecil kemungkinan terjadi pada perempuan dan cendrung lebih mungkin melakukan aktivitas fisik. Mereka memakan sedikit daging-daging olahan dan juga sayuran. Hal inilah yang bersifat "protective/ melindungi" terhadap gangguan kardiovaskular. Dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsi kopi, teh atau keafein lainnya, orang yang mengkonsumsi kopi, teh dan kafein lainnya dalam jumlah yang tinggi, memiliki penurunan penyakit kardiovaskular hampir 40%.
Namun, jika ini benar, ada baiknya untuk mengetahui cara pembuktiannya. Untuk mengetahuinya, penulis beralih ke ilmu metabolomik. Intinya di sini adalah bahwa tubuh Anda terus-menerus memecah sesuatu, mengambil semua protein, bahan kimia, dan senyawa yang kita konsumsi dan mengubahnya menjadi metabolit. Dengan menggunakan teknik pengukuran yang canggih, para peneliti dapat mengukur ratusan atau bahkan ribuan metabolit dari satu sampel darah. Mereka memberikan informasi, tentu saja, tentang makanan yang Anda makan dan minuman yang Anda minum, tetapi yang benar-benar menarik adalah bahwa beberapa metabolit dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik atau menjadi lebih buruk.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengukur 168 metabolit individu. Delapan puluh di antaranya, hampir setengahnya, berubah secara signifikan pada orang yang minum lebih banyak kopi. Efek yang paling besar dari asupan kopi, teh atau kafein lainnya adalah terhadap metabolit VLDL - kolesterol jahat. Minuman tersebut menurunkannya, dan tentunya jika kadar VLDL lebih tinggi akan mengakibatkan penyakit kardiovaskular. Ini artinya bahwa kopi, teh atau kafein lainnya merupakan jalur kausal
Yang Anda lihat di sini adalah efek yang cukup besar dari asupan kopi, teh, atau kafein terhadap metabolit VLDL — kolesterol jahat. Minuman tersebut menurunkannya, dan, tentu saja, kadar yang lebih tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular. Ini berarti bahwa ini merupakan jalur kausal potensial dari asupan kopi hingga perlindungan jantung.
Dan bukan hanya ini saja,
Anda melihat hubungan yang sama untuk asam lemak jenuh. Kadar yang lebih tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular, dan asupan kopi menurunkan kadarnya. Sebaliknya juga berlaku: Kadar histidin (asam amino) yang lebih rendah meningkatkan risiko kardiovaskular, dan kopi tampaknya meningkatkan kadar tersebut.
Apakah ini benar? sulit untuk menyatakannya. Data tentang manfaat kopi itu banyak sekali dan konsisten. Tetap saja saya tidak akan menjadi dokter yang baik jika saya tidak menyebutkan dengan jelas bahwa ada perbedaan antara secangkir kopihitan dan capuccino rasa caramel.
Meskipun demikian, kopi tetap menjadi salah satu dari tiga hal yang saya sukai.
F. Perry Wilson, MD, MSCE, adalah seorang profesor madya kedokteran dan kesehatan masyarakat serta direktur Clinical and Translational Research Accelerator di Yale. Karya komunikasi sainsnya dapat ditemukan di Huffington Post, di NPR, dan di sini di Medscape.
by medscape
Fase-fase yang Luar Biasa Yang dialami Ibu Hamil
No comments