Header Ads

Perusahaan Susu Formula Bayi "Eksploitasi Ketakutan Orang tua" Untuk Meningkatkan Penjualan?

Susu Formula

Banyak perusahaan susu formula bayi diduga mengeksploitasi emosi orang tua dan data ilmiah untuk meningkatkan nilai penjualan produknya, menurut analisis terbaru yang dipublikasikan oleh The Lancet. Analisis tersebut dipimpin oleh Professor Nigel Rollins dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Beliau mengatakan tindakan keras diperlukan untuk mengatasi klaim yang menyesatkan yang dibuat oleh industri tersebut. Hal ini terjadi setelah krisis susu formula di AS tahun lalu, yang membuat semua orang tua berjuang keras untuk mendapatkan susu formula. Krisis itu terjadi dikarenakan adanya penarikan susu formula secara besar-besaran oleh perusahaan susu formula setelah didapatkan dua bayi meninggal.

Padahal dalam penelitian dan bukti ilmiah, sangat mendukung sekali penggunaan ASI pada bayi yang baru lahir, jika itu memungkinkan dan diinginkan. Karena menyusui menggunakan ASI sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu yang menyusui. Dimana bayi yang menggunakan ASI memiliki resiko terjangkit penyakit sangat rendah, seperti misalnya asma, obesitas, diabetes tipe 1, dan sindrom kematian bayi mendadak. Pada ASI juga dapat memberikan sistem antibody atau kekebalan tubuh yang membuat bayi terlindungi dari penyakit. Sementara itu ibu yang menyusui dapat mengurangi resiko kanker payudara dan ovarium, diabates tipe 2, tekanan darah tinggi dll.

Menurut analisis, perusahaan susu formula menggunakan taktik eksploitatif untuk menjual produknya seperti memanfaatkan ketakutan orang tua mengenai pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Misalnya perusahaan susu formula akan memperkenalkan produknya untuk dapat membantu mengatasi masalah perilaku pada bayi , seperti tidurnya yang terganggu, tangisan yang lama (terus menerus), yang mana ini seakan-akan diartikan bahwa penggunaan ASI saja tidak cukup.

Industri susu formula menggunakan referensi ilmu pengetahuan yang tidak cukup. dengan sedikit bukti pendukung, mereka menyatakan bahwa produk mereka adalah solusi untuk tantangan kesehatan dan perkembangan bayi pada umumnya, menurut prof Linda Ritcher dari universitas Wits Afrika selatan. mengatakan dalam siaran pers."Iklan mengklaim dengan formula khusus dapat mengurangi kerewelan, membantu gangguan kolik, memperpanjang waktu tidur malam, dan bahkan mendorong kecerdasan yang superior. Label yang menggunakan kata-kata 'Otak', 'Neuro' dan bahkan 'IQ' dengan gambarnya yang menyoroti dengan perkembangan awal, tetapi penelitian menunjukkan tidak ada manfaat pada produk ini terhadap kinerja akademik atau kognisi jangka panjang, "tambah Ritcher.

Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa iklan menyiratkan bahwa susu formula adalah pilihan yang tepat bagi ibu-ibu yang bekerja, yang seringkali tidak memiliki waktu khusus untuk ASI, atau dukungan tempat kerja yang tidak memenuhi untuk ibu yang lagi ASI anaknya.

Oleh karena itu, apapun yang diperdebatkan selama ini adalah kita sebagai orang tua harus mengakui bahwasanya menyusui atau penggunaan ASI adalah tanggung jawab sosial kolektif, dan juga hak asasi manusia, dan karena itu kita sebagai orang tua harus pandai memilih dan memilah informasi yang didapat dengan cara membaca lebih banyak lagi sumber referensi mengenai kesehatan terlebih lagi menyangkut pada kesehatan anak.

Sebisa mungkin pengguna ASI adalah lebih tepat dan jauh lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya dan itupun jika keadaan yang memungkinkan. Jika suatu kondisi yang tidak memungkinkan, menggunakan susu formula adalah sebagai alternatif lain dari ASI.

                                                                                                                                               Sumber : ABC News

Baca Juga : Imun Tubuh Berkurang Karena Cuaca, Nyeri Pada Wajah, Waspadai Sinusitis

                    5 Tips Membantu Perkembangan Kesehatan Otak Anak

                    3 Suplementasi yang Dianjurkan Untuk Diberikan Pada Anak-anak

                    Laporan Meningkat, Penyakit Campak pada Anak-anak

                    Hiperaktivitas Part 2, Bagaimana dengan Pengaruh Gadget?

                    Cara Penggunaan Obat

                    Diagnosa Hipertensi

                    Diagnosa Diabetes Mellitus

No comments

Powered by Blogger.